Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Kota dan secangkir kopi

Sebelumnya, aku ingin menyampaikan ucapan terimakasih Karena jika bukan karena permintaanmu, mungkin aku tak akan berbagi tulisanku kembali Kota dan secangkir kopi Bukan segumpal awan yang membuat langit terlihat lebih gelap. Burung-burung terbang seakan mencarai tempat yang jauh lebih menyamankan. Ungkapan yang tertuang saat itu hanya satu kata ‘hujan’. Pikiranku sedang menerka apa yang akan terjadi saat aku pulang. Dan harapan muncul, semoga langit cukup terang sepanjang jalan hingga aku tiba-tiba sampai. Hangat, asap yang mengepul diatas kayu yang penuh dengan lembaran kertas dan laptop yang masih menyala. Sudah tengah malam, dan sebagian tanggung jawabku masih belum selesai. December on deadline , dalam benak sudah sedemikian besar dorongan agar aku cepat berlari. Karena, ternyata masih banyak yang harus ku selesaikan, ternyata tanggung jawabku berdiri dimana-mana dan aku tak mampu membuatnya baris rapi menurut prioritasnya. Semua itu prioritas. Tak ada yang har

Father's Day ?

Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru Dipangkuan ayah dan ibu... (Mocca -Hanya Satu) Bagian dari lirik sebuah lagu yang jika didengarkan semua liriknya, membuat saya sangat bersyukur dengan keadaan saya hari ini... 12 November 2014 – Katanya ‘Hari Ayah’ Padahal 2 hari sebelumnya saya juga lihat ada yang update mengenai hari yang sama, jadi bagaimana? Yaaa setiap hari adalah hari ayah kan.. Melihat beberapa curahan hati teman-teman kemarin diberbagai media sosial, ada yang memajang foto ayahanda lengkap dengan seragam dinas yang membanggakan, ada yang sedih karena ayahanda telah meninggal, dan serangkaian do’a juga puisi lainnya yang mengiringi –Hari Ayah- kemarin. Lalu bagaimana dnegan orang yang ‘tahu’ tentang –Hari Ayah- kemarin namun tak tersuasanakan. Memilih untuk tidak update apapun di media sosial. Mungkinkah, dibalik kebanggan dan kesedihan yang kita alami, sesungguhnya sebagian dari mereka yang ada disamping kita justru lebih sakit dengan makna –

Diplomasi (?)

Diplomasi   adalah seni dan praktik ber negosiasi   oleh seseorang (disebut   diplomat ) yang biasanya mewakili sebuah   negara   atau   organisasi . Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti   budaya ,   ekonomi , dan   perdagangan . Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang halus . (source: http://id.wikipedia.org/wiki/Diplomasi ) Diplomasi Kata ini mulai familiar di telinga saya saat saya mulai bekerja. Sudah hal yang wajar seorang pekerja berdiplomasi dalam berkomunikasi dengan rekan kerjanya atau juga dengan atasannya. Awalnya saya pikir, diplomasi ini digunakan demi menghargai sesama pegawai agar tidak tersinggung, namun ternyata banyak pegawai yang menggunakan diplomasi ini untuk berkata tidak jujur.   @NiaaaLa Diatas itu adalah perbincangan saya dengan salah seorang sahabat. Saya menunjukkan salah satu foto anak pejabat yang

Hijab

beberapa hari kemarin seperti diingatkan tentang kewajiban yang satu ini aku mungkin bukan gadis yang baik, namun kewajiban yang semula ku gunakan sebatas amanah dari guruku sewaktu SD ini Alhamdulillah memang tak pernah kulepas. kini aku tahu mana yang namanya perintah dan amanah. untukku sekarang mungkin levelnya masih diantara amanah dan perintah. yang kugunakan memang belum seperti seharusnya. pembelaan apapun dariku memang tak ada yang benar. harus seperti itu ya seperti itu. perintah dan larangan Allah tak mengenal kompromi. melihat seorang gadis yang kukenal, meninggalkan hijabnya demi rupiah yang ia gunakan untuk makan, minum, bakti kepada orang tua. niatnya memang baik, mencukupi kebutuhan hidupnya, mandiri dan membahagaiakan orang tuanya. tapi, haruskah membuka hijabnya (?) sudah kubilang aku bukan gadis yang baik. aku bahkan pernah diterima disalah satu perusahaan yang bonafit yang mengharuskan aku menggunakan seragam dengan rok diatas lutut, bertabaruj dan sebagai

Liburan | Cerita Carita

Yeay! Liburan yang tadinya akan diselenggarakan akhir tahun ini akhirnya malah maju jauh lebih cepat. Kurang lebih direncanakan setelah lebaran dan satu bulan kemudian kami berangkat. 27-28 September 2014 Rencana awal berangkat adalah jum’at malam, namun saat dipikir ulang resiko sewa mobil yang sayang waktunya dan kelamaan nunggu check-in hotel akhirnya kami putuskan untuk berangkat sabtu pagi. Meeting point kami di Jalan Inhoftenk(rumah Nia). Ittn udah dibuat sedemikian rupa dengan estimasi waktu yang longgar, dan Alhamdulillah kami tiba di Pantai Carita selisih beberapa menit saja dari yang dijadwalkan. sunset (day 1) Perjalanan yang ditempuh, Bandung via tol Moh.Toha >> Tol Jakarta-Merak >> Tol Cilegon Barat . Dari exit tol Cilegon Barat ambil arah kiri disana langsung ada petunjuk ke arah Pantai Carita. Penginapan yang kami pilih adalah Kawasan Kondominium Lippo Carita . Tempatnya lebih jauh memang, habis melewati kawasan industri krakatau stee

Kau Harus Mengenalku

Sepintas terbaca seperti ada pemaksaan dalam judulnya. Sesungguhnya bukan pemaksaan ataupun syarat, hanya lebih tepatnya ini bagian dari keseriusanmu. Kau tak pernah memintaku untuk menjadi pacar bukan? berarti ini bagian yang harus kau lewati. Mengenalku... Sudah semua bagian dari hidupku kau baca melalui media tulisanku. Bahkan termasuk media unpublished yang juga sudah habis kau telusuri. Lalu, bagaimana kesanmu, tentangku? Kau harus mengenalku bukan hanya melalui tulisan, aku tak setegar tulisanku. Tulisanku hanya rangkaian kata yang kubuat agar tak ada yang tahu rasanya menjadi aku. Aku, yang sebenarnya. Kau harus mengenalku Jika niatmu memang bukan untuk menjadikanku persinggahan. Kau bisa tanya ibuku, keluargaku, teman dekatku. Tapi, menurutku sebaik-baiknya pengelanan adalah saat kau berusaha mengenalku sendiri. Kau harus mengenalku Proporsi tubuhku yang besar ini, bukan berati aku ini dewasa, matang. Sesungguhnya, aku hanya gadis yang masih

Bibit - Pohon - Tunggu

Kamu, dikirim Tuhan untuk melengkapiku~ penggalan lagu dari Rossa feat. Afgan - Kamu Yang Kutunggu Seseorang mengenalkanku pada lagu tersebut, memberikannya padaku mungkin untuk pengantar tidur karena hari sudah menua saat itu. Kunikmati setiap alunan nada dengan liriknya, namun sepenggal kalimat pada lagu tersebut membuatku tersenyum. Ada kalimat yang kubaca dalam Novel Hujan Matahari karya Kurniawan Gunadi, bahwa wanita sesungguhnya ditunggu bukan menunggu. Awalnya aku tak paham, sudah kucoba menggunakan ilustrasi kata lain, namun aku masih juga belum tahu maksud dari kata ditunggu tersebut. Hingga kudengar untaian lirik dari lagu ini. Aku mulai sedikit paham. Seringkali wanita berkata ia sedang menunggu, entah untuk dilamar, didatangi oleh laki-laki yang mau menjadikannya mahram. Aku sendiri lebih suka dengan kata pertemuan. Ya, sesungguhnya bukan menunggu atau ditunggu tetapi pertemuanlah yang menjadi sebab terjadinya suatu hubungan. Ditunggu..... seorang lel

Meminta dan Menerima

Meminta dan menerima Pagi selalu datang tanpa penantian dari siapapun Dibalik letih dan rangkaian perjalanan yang harus dijalani Tuhan sudah memiliki cerita bernama takdir, Dan aku memiliki cerita bernama nasib Meminta, selalu meminta dalam setiap pertemuanku dengan-Nya Menerima, selalu menerima suguhan terindah dari-Nya Namun, ah seharusnya tak ada lagi imbuhan penyangkal Kubilang diatas bahwa aku selalu menerima Nasib kubuat dengan perjalanan dibelakang yang sudah kulalui Dan takdir menjadi bagian dari kenangan juga rangkaian nasibku kedepan Meminta dan menerima Maafkan aku, Tuhan Dalam keadaan sebenarnya, masih ada keraguan disini Tentang meminta dan menerima Ketika apa yang diterima sepertinya bukan sesuatu yang diminta Mungkin hati ini hanya menutup matanya dari hal yang sesungguhnya harus dilihat Dan kini aku meminta, agar aku dapat ikhas menerima 5 septermber 2014 Saat pohon keyakinan sedang diterpa badai ujian

Hanya Sekedar Masalah

Takkan pernah berhenti Untuk selalu percaya Walau harus menunggu Seribu tahun lamanya Biarkanlah terjadi Wajar apa adanya Walau harus menunggu Seribu tahun lamanya Segala Puji Bagi Allah yang Maha Kuasa Dua minggu terakhir, sepertinya Tuhan ingin memperingati saya bahwa saya bukan lagi seorang gadis kecil. Kebiasaan yang saya rasakan dikantor seiring berjalannya waktu, rasanya sekarang saya sudah bisa bilang ' no hurt feelings' . Kata ibu 'harus bisa ngendaliin nafsu, jangan kalah sama syetan' . That's the point. Sometimes , ego bikin saya pengennya nagis kejer , marah-marah. Kemarin itu bener" gak punya waktu buat nulis. Entah saking sibuknya, atau saking kebawa ego bahwa nulis gak akan menyelesaikan masalah. Dulu saya pernah denger, bahwa setiap orang akan berbeda dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Dan biasanya tergantung pada tingkat pengalaman dan pendidikan. Nah!! ini yang sekarang baru dan mungkin lagi saya rasa

Tebing Keraton - Bandung

Bandung 16 Agustus 2014 Bandung Hits Masa Kini, salah satu judul blog yang ditulis sepertinya oleh mahasiswa ITB itu menarik perhatian saya untuk membacanya. Saat saya baca, ternyata itu yang ada disana. Yak, TEBING KERATON! Beberapa kali melihat foto beberapa teman di media sosial sedang berada di Tebing Keraton. Awalanya saya pikir karena menggunakan nama ‘Keraton’ tempat ini bukanlah di Bandung, mungkin daerah sekitar Jawa Tengah atau Jawa Timur. Ternyata dari ulasan blog yang saya baca, tempat ini ternyata di Bandung, tepatnya di Desa Ciburial ±6km dari Taman Hutan Raya Djuanda(Dago Pakar).Eh iya, Tebing Keraton ini ternyata baru lahir awal Mei 2014 loh. Dengan antusias dan dorongan cerita beberapa teman yang sudah kesana, akhirnya saya mengajak teman untuk mengunjungi Si Bandung Hits Masa Kini tersebut. Sayangnya satu hari sebelum hari H, teman saya membatalkan kunjungan kesana karena ada acara lain. Kecewa sih, tapi manusia di dunia ini kan banyak, dan akhirnya ngec

Fake Account (?) Membodohi atau Menjadi Bodoh?

Masih dengan sisa-sisa semangat lebaran. Bukan tanpa sengaja, tapi dengan niat tulus dan kuat, akhir-akhir ini memang lagi suka mengintai akun beberapa teman dengan beragam maksud dan tujuan. Sebagian karena sudah lama tak ada komunikasi dan ingin tahu kabarnya dari jauh, sebagiannya lagi karena nemu di timeline lalu tertarik buat buka akunnya lebih lebar lagi hahaha... Sebenarnya ini bahasan lama, sempet jadi draft tapi disimpan di flashdisk yang sudah lama hilang. Awalnya buat ini, karena kecewa dan ngerasa   foolish banget waktu tahu selama ini mempercayai satu akun facebook seorang teman. Jadi, waktu saya sekolah dulu, dengan kehendak Tuhan saya bisa berkenalan dengan gadis yang-katanya-mirip-Sandra-Dewi , padahal kalau dilihat dengan seksama, tidak ada kemiripan sama sekali. Kenalnya, karena dia jadi pacarnya mantan saya. Dulu, waktu masih alay kalo mantan punya pacar baru yang lebih kinclong itu, rasanya kita harus tau apapun yang dilakukan dia biar kita bisa lebih ki

Miss My Headset

Jadi, setelah seminggu lebih ditinggal libur lebaran, tiba-tiba baru inget kalo headset gaada. Mungkin hilang, mungkin juga ada ditempat entah berantah. Yang pasti, bulan ini gaada budget buat beli headset baru(lagi). Hello August? wanna make me surprised liked passed month? with happy ending, right? Setiap liburan, udah jadi rutinitas, harus ada satu buku yang dibaca. Kemarin, karena buku yang udah dibeli baru nyampe agustus minggu keempat, alhasil baca yang ada aja. Dan ketemunya, novel karya Widyawati Oktavia-Kucing Melulu dan Cerita Cinta (ME)lulu >>  klik aja. . Novel punya dede, baru tahu kayanya gegara dia baca Dilan, dia jadi suka baca juga deh. Novelnya lucu, kaya cerita yang setiap hari ada disekeliling kita. Lulu, mahasiswi yang doyan banget cerita sama temennya yang namanya Reya dan Nino. Jatuh cinta sama Gilang sang pecinta Kucing. Lulu bela-belain miara kucing biar deket sama Gilang, yang ternyata Gilang itu masih belum bisa move on dari Kirana-Manta

Ibu, Karena Kau Wanita Paling Tangguh Untukku.

Selamat ulang tahun, Mah Dua puluh empat juli dua ribu empat belas. Empat puluh enam tahun sudah kau ada di dunia ini, Mah. Akhirnya aku bisa mempersembahkan sesuatu untukmu, dihari ulang tahunmu. Anakmu kini sudah tumbuh dengan lebih baik yah, Mah. Maaf jika satu minggu yang lalu aku pulang dengan tangis dan peluk erat. Tanpa bisa menjelaskan apa yang terjadi. Ampuni aku, Mah. Aku hanya tidak ingin membuatmu sedih. Aku hanya ingin melihat senyum dari bibir indahmu. Kemarin itu, tak ku kira dengan kehendak Allah, kita dapat berkumpul dirumah. Rumah mungil yang bukan dikota. Ingatkah, kau pernah bergumam, Ramadhan tahun ini semoga bisa melaksanakan buka bersama keluarga besar di rumah kita. Dan, lihatlah Mah, Allah mengabulkan apa yang bahkan hanya kau gumamkan. Mamah, izinkan aku berpesan yah, Kumohon, jangan bersedih lagi. Jangan menganggap Mamah hanya sendiri disini. Mungkin ada orang yang Mamah harapkan ada namun tak ada untuk Mamah, tapi lihatlah, ada kami d