Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Turunlah, Karena Itu Kau Dinamai Hujan

Ini sudah Juli dan hujan masih saja mengikuti. Hingga terik seperti lelah menanti, waktunya untuk unjuk diri. Sore tadi, mengingatkanku pada masa yang sudah lalu. Masa dimana secangkir moccachino setia temaniku. Hujan deras sesaat aku tiba diruangan tak berjendela. Ruangan dimana kini aku menafkahi diri. Perjalanan pulang tanpa senja, hanya sisa hujan disepanjang aspal yang membasahi kuda besiku. Langit putih bersih seakan kotoran baru saja ia buang ke bumi. Secangkir whitecoffee memang sengaja kuseduh sebelum pulang, setidaknya cukup menghangatkan tubuhku sepanjang perjalanan nanti. Entah karena sudah lama atau karena pikiranku sudah beralih jauh. Namun, rasanya kaku sekali merangkai kata agar nikmat untuk dibaca. Sekadar satu dua kalimat mungkin masih sering kutulis disembarang kertas tanpa pernah kubaca ulang dan berakhir dipembuangan sampah. Mungkin ini akibatnya jika seorang penulis amatir mendapat tekanan atas tulisannya. Mungkin ia masih bisa tertawa, namun hatinya