Langsung ke konten utama

Bicara pada siapa?

Bicara pada siapa? Karena kau akan mendapatkan percakapan yang berbeda.
Pertanyaan, maksudku pernyataan diatas adalah hal yang mengganggu pikiranku lebih tepatnya batinku beberapa waktu lalu.

Aku seperti mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaanku yang tidak pernah sesuai, walau menurut sang penjawab itu adalah jawaban terbaik. Coba kutanya ulang setiap pertanyaan itu pada diriku, namun akhirnya memang jawaban sang penjawab selalu berbeda denganku darimana pun sudut pandangnya . Rasanya jawabanku yang paling benar.

Dan akhirnya seperti biasa, daripada aku lelah, jika pilihan kedua lebih mudah maka lebih baik aku diam dan menurut.

Dibalik diam, pastinya suaraku tetap butuh untuk didengar. Namun, saat ku coba mencari pendengar sepertinya keadaan memaksaku untuk tetap diam. Dimana pendengarku, kulihat satu persatu, ada yang terlanjur lelah dengan pekerjaannya dan malah ingin kudengar. Ada yang sibuk dengan euphoria kelulusan hingga melupakan bahwa tahun depan aku akan merayakan yang sama namun dengan satu kata “sendiri”

Kemudian kutahu dan sadar saat beberapa menikah disaat yang bersamaan, mereka bahagia, akupun sama.
Sudah jelas dan pasti, mengapa Tuhan menganjurkan hidup berpasangan. Ya! Agar kita tidak kesepian. Baru merasa kesepian karena kesibukan masing-masing sudah seperti kehilangan banyak saja. Padahal sejatinya memang semua akan hidup masing-masing. Saat sudah menemukan pasangan dan menikah. Sejuta kata rindu pun tak ada artinya saat grup di masing-masing obrolan hanya terdengar pemberitahuan dan tak hasrat untuk membalas apalagi bertemu sudah tak semenarik dulu.

Lalu kembali pada pertanyaan dengan jawaban yang selalu berbeda dengan keinginan. Apa masih harus memaksakan hak orang lain sama seperti sudut pandang ku?. Aku memilih lapang dan mungkin terdengar klasik tapi sangat membantu, aku memilih menghargai apapun jawabannya. Karena sekali lagi segala sesuatu itu kan tergantung sudut pandangnya.
Jadi, kepada semua pertanyaan yang masih kusut dipikiranku, bersabarlah, kau kelak akan lapang, pikiranmu tak akan kusut lagi. Dan masalah kesepian, mengapa aku seperti menyalahkan kesibukan dan kebahagiaan orang lain, aku sudah menerima segalanya. Lapang.

Walau satu kupinta, tugas mu hanya satu.
Tak perlulah kau buat aku penasaran. Cukup ungkapkan, jika tidak bisa, tak perlu kau membuat isyarat yang semakin membuatku kusut.
Walau menurut sebagian orang tak penting, sejujurnya aku masih sangat perlu dan menghargai setiap ucapan. “Aku Rindu” misalnya.

Bandung,
Izinkan aku cuti, dari berpikir yang tidak-tidak
Semoga lapang, barakalloh~

 

 Kita tetap butuh ruang sendiri sendiri 
Untuk tetap menghargai oh rasanya sepi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau Harus Mengenalku

Sepintas terbaca seperti ada pemaksaan dalam judulnya. Sesungguhnya bukan pemaksaan ataupun syarat, hanya lebih tepatnya ini bagian dari keseriusanmu. Kau tak pernah memintaku untuk menjadi pacar bukan? berarti ini bagian yang harus kau lewati. Mengenalku... Sudah semua bagian dari hidupku kau baca melalui media tulisanku. Bahkan termasuk media unpublished yang juga sudah habis kau telusuri. Lalu, bagaimana kesanmu, tentangku? Kau harus mengenalku bukan hanya melalui tulisan, aku tak setegar tulisanku. Tulisanku hanya rangkaian kata yang kubuat agar tak ada yang tahu rasanya menjadi aku. Aku, yang sebenarnya. Kau harus mengenalku Jika niatmu memang bukan untuk menjadikanku persinggahan. Kau bisa tanya ibuku, keluargaku, teman dekatku. Tapi, menurutku sebaik-baiknya pengelanan adalah saat kau berusaha mengenalku sendiri. Kau harus mengenalku Proporsi tubuhku yang besar ini, bukan berati aku ini dewasa, matang. Sesungguhnya, aku hanya gadis yang masih

thats me!

benar-benar cinta makan

Perahu Kertas - D

Perahu kertasku kan melaju  membawa surat cinta bagimu Kata-kata yang sedikit gila,  tapi ini adanya Perahu kertas mengingatkanku  betapa ajaibnya hidup ini Mencari-cari tambatan hati,  kau sahabatku sendiri *courtesy of LirikLaguIndonesia.Net Hidupkan lagi mimpi-mimpi  (cinta-cinta) cita-cita (cinta-cinta)  Yang lama ku pendam sendiri,  berdua ku bisa percaya Ku bahagia kau telah terlahir di dunia Dan kau ada di antara milyaran manusia Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu Tiada lagi yang mampu berdiri  Halangi rasaku, cintaku padamu Ku bahagia kau telah terlahir di dunia Dan kau ada di antara milyaran manusia Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu Oh bahagia kau telah terlahir di dunia Dan kau ada di antara milyaran manusia Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu Perahu Kertas's Cover klik ini, untuk yang mau baca Novelnya yah  c: yes... karyanya Dewi 'Dee' Lestari wanita imaginatif ini be